Rabu, 12 Desember 2012

Optimalisasi Laboratorium

OPTIMALISASI PERATURAN DASAR UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN
        DI LABORATORIUM KIMIA

OLEH : DINA FERNATA PURBA

BAB I
PENDAHULUAN
I.    Keamanan Kerja Di Laboratorium
Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah justru kebalikannya. Kita belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan sekitar lingkungan.
Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaikknya menyadari bahwa kerja di laboratorium mengandung resiko yang membahayakan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di laboratorium, dan disamping itu yang paling utama adalah kepatuhan terhadap peraturan dasar yang ada di dalam laboratorium.
Sebagian besar bahan kimia yang saat ini dihasilkan dan digunakan  hari ini  bermanfaat, tetapi sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia. Sebagai pimpinan lembaga, Anda harus menyadari potensi penyalahgunaan bahan kimia secara tidak sengaja maupun secara sengaja  seperti  terorisme  atau perdagangan obat-obatan ilegal.







BAB II
ISI
Laboratorium memegang peranan penting sebagai pusat kegiatan praktikum dan penelitian mahasiswa, pembinaan, pengkajian, penelitian, pengabdian masyarakat dan pengembangan IPTEK.   Pengelolaan Laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas Laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan-bahan kimia dan sebagainya), serta aktivitas yang dilaksanakan di Laboratorium membutuhkan keahlian khusus, baik keahlian yang bersifat teknis maupun managerial dalam rangka menjaga dan mengembangkan fungsi dan peranan Laboratorium.
Laboratorium pada lembaga pendidikan tidak hanya turut bertanggungjawab dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademis dan profesi kependidikan saja, melainkan juga harus mampu menghasilkan berbagai produk pendidikan sains seperti; media, model dan proses pembelajaran secara empiris dan tervalidasi secara objektif. Laboratorium sebagai tempat untuk melahirkan gagasan-gagasan baru. Inovasi dan kreativitas hendaknya lahir dari komponen laboratorium dengan stimulus yang berasal dari lapangan. Laboratorium pendidikan harus mampu mengembangkan berbagai alternatif solusi terhadap masalah pendidikan sains.
Sampai saat ini laboratorium ideal hanya dinyatakan secara fisik dan kelengkapannya serta proporsi antara alat dengan pemakai serta kualitas alat. Tidak dinyatakan secara profesional, dalam hal ini adalah pengelolaan. Fasilitas canggihpun tidak akan bertahan lama bila kapabilitas pengelolaan tidak profesional. Setiap komponen alat laboratorium memiliki masa susut dan potensi kerusakan. Tanpa adanya maintenance yang baik akan mempersingkat umur dan daya guna alat. Tanpa pengelolaan yang baik laboratorium hanya sebatas kumpulan alat yang teratur namun tidak fungsional.
Peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi pengelolaan  pada dasarnya bertujuan untuk lebih meningkatkan produk perguruan tinggi seperti jumlah dan kualitas lulusan, hasil penelitian, kemitraan usaha dan kepedulian terhadap masyarakat, serta kemampuannya sebagai income generating unit. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Untuk setting ini perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang mencakup;  keselamatan, efektivitas dan efisiensi, serta kemudahan pengawasan. Prinsip keselamatan dimaksudkan penempatan alat-alat dan bahan diusahakan sekecil mungkin memberikan resiko terjadinya kecelakaan. Petunjuk penggunaan alat harus tersedia dekat peralatan khusus disertai dengan daftar isian penggunaan alat (kartu alat). Hindarkan dari kemungkinan terjatuh atau tersenggol. Peralatan berat/besar hendaknya ditempatkan permanen. Kabel tidak terjuntai atau jatuh kelantai. Setiap terminal listrik digunakan hanya untuk satu alat.  Penyimpanan bahan kimia  hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan sifat atau karakteristik bahan. Dengan kecilnya resiko kecelakaan dan kerusakan alat maka keutuhan perangkat dapat dipertahankan.
Prinsip efisiensi dan efektivitas penggunaan alat dimaksudkan bahwa penempatan alat memberikan kesempatan yang tinggi kepada mahasiswa untuk  menggunakan alat sesuai peruntukkannya (aksesibilitas) dalam mengembangkan ketrampilan dasar laboratorium dengan hasil yang optimal.  Selain itu  juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih familiar dengan alat-alat. Kecelakaan di laboratorium (Koesmadji et. al. 2000) dapat bersumber dari:
1.    Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium
2.    Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium
3.    Kurang bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium
4.    Kurang tersedia peralatan keamanan dan tidak menggunakan perlengkapan pelindung
5.    Tidak mengikuti petunjuk dan aturan yang semestinya ditaati
6.    Bekerja diluar kesadaran dan tidak hati-hati dalam melakukan kegiatan
7.    Menggunakan peralatan yang tidak sesuai atau rusak
Kemungkinan kecelakaan yang terjadi ketika bekerja dengan alat spesifik atau bahan kimia. Berkaitan dengan bahan kimia berpotensi menimbulkan kecelakaan (beracun, reaktif dan mudah meledak, asam/basa kuat) maka harus digunakan dalam jumlah yang sedikit dan konsentrasi rendah.
Pengelolaan laboratorium dalam pengertian kuratif adalah tindakan pertolongan pertama terhadap kecelakaan yang terjadi untuk menghindari bahaya lebih lanjut. Prosedur penanganan kecelakaan tergantung pada jenis kecelakaannya. Penanganan kecelakaan memerlukan keterampilan khusus. Oleh karenanya perlu dilakukan pelatihan dengan mengundang instruktur yang ahli. Setiap pengguna melakukan pengecekan terhadap keutuhan, kebersihan dan fungsi alat sebelum dan sesudah kegiatan.
   
Keselamatan   dan keamanan  laboratorium  mensyaratkan  adanya peraturan dan  rogram wajib, komitmen  terhadap keduanya, dan adanya konsekuensi jika  aturan-aturan  dan  harapan  itu  tidak  dipenuhi.   Program   inspeksi laboratorium   secara  berkala  akan   membantu   menjaga   agar  fasilitas, peralatan,  dan  petugas  laboratorium  selamat  dan  aman.  Manajemen  lembaga harus membantu merancang program inspeksi dan memutuskan jenis inspeksi, frekuensi inspeksi, dan petugas yang melakukan inspeksi.

BAB III
KESIMPULAN
Keselamatan   dan  keamanan  laboratorium  mensyaratkan  adanya peraturan dan program wajib, komitmen  terhadap keduanya, dan adanya konsekuensi jika  aturan-aturan  dan  harapan  itu  tidak  dipenuhi.   Program   inspeksi laboratorium   secara  berkala  akan   membantu   menjaga   agar  fasilitas, peralatan,  dan  petugas  laboratorium  selamat  dan  aman.  Manajemen  lembaga harus membantu merancang program inspeksi dan memutuskanjenis inspeksi, frekuensi inspeksi, dan petugas yang melakukan inspeksi.
Program   inspeksi  menyeluruh   mungkin   meliputi   beberapa  jenis inspeksi berikut ini:

•   audit program yang dilaksanakan oleh tim;

•   inspeksi sejawat oleh rekan kerja laboratorium dari departemen  lain;

•   inspeksi keamanan dan kesehatan lingkungan yang dilakukan secara reguler;

•   swa-audit praktik dan peralatan; dan

•   inspeksi oleh badan eksternal, seperti lembaga penanggulangan  keadaan darurat.













DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Baim, Pemanfaatan Laboratorium Dalam Pelajaran IPA, http://baim87.bio.blogspot.com/2011/05/pemanfaatan-laboratorium-dalam-pelajaran-IPA

Emha.M.S.H, (2006),Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Moran, Lisa dan Masciangioli,Tina.,(2010),Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia, The Natinal Academies Press, Washington DC

Riandi, Pengelolaan Laboratorium

Suryanta,(2010), Manajemen Oprasional Laboratorium, Universitas Negeri Yokyakarta, Yokyakarta

Tim Ahli Program STEP-2,(2007),Manajemen Laboratorium IPA, Departemen Agama Repubik Indonesia, Jakarta

Unit keselamatan Kerja,(2011), Panduan Keselamatan Kerja Laboratorium. Institut teknologi Bandung,Bandung

Widodo,Eko., Manajemen pengelolaan Laboratorium

Tidak ada komentar:

Posting Komentar